Sunday, April 10, 2011

Olahraga Kurangi Resiko Amnesia


TAK ada lagi alasan untuk malas berolahraga. Karena selain membuat tubuh lebih bugar dan sehat, olahraga juga diyakini mampu meningkatkan kemampuan otak. Studi mutakhir yang dilakukan ilmuwan dari Amerika Serikat yang dirilis Decha Care menyatakan, olahraga bisa membantu pembentukan sel-sel baru di daerah otak yang berkaitan dengan kemampuan mengingat.
Olahraga juga dipercaya mampu mengurangi risiko amnesia, yaitu suatu kondisi memori yang terganggu atau hilangnya memori. Amnesia dapat bersifat organik atau fungsional. Penyebab-penyebab organik mencakup kerusakan pada otak, karena trauma atau penyakit. Bisa juga dipengaruhi penggunaan obat-obatan tertentu (biasanya obat penenang).
Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti pada saat terjadi mekanisme pertahanan ego. Amnesia juga dapat terjadi secara spontan, seperti pada kasus transient global amnesia. Amnesia jenis ini lebih sering terjadi pada orang-orang setengah baya dan orang tua, khususnya laki-laki dan biasanya berlangsung kurang dari 24 jam.
Berdasarkan pola gejalanya (bukan untuk menunjukkan penyebab tertentu atau etiologi), amnesia dapat dikategorikan menjadi anterograde dan retrograde. Anterograde amnesia merupakan suatu bentuk amnesia di mana peristiwa atau kejadian baru yang ada dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Sedangkan retrograde amnesia adalah suatu bentuk amnesia dimana seseorang tidak dapat mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum menderita amnesia, lebih dari peristiwa lupa biasa.
Kedua kategori amnesia tersebut dapat terjadi secara bersama pada pasien yang sama, dan biasanya sebagai akibat dari pengaruh obat atau kerusakan pada daerah otak yang paling dekat hubungannya dengan episodik atau deklaratif memori, khususnya hipocampus.
Efek amnesia dapat berlangsung lama meski kondisi amnesia tersebut telah berlalu. Banyak penderita amnesia menyatakan bahwa amnesia berubah dari kondisi neurologist ke kondisi psikologis, di mana pasien kehilangan kepercayaan diri dan keyakinan pada kenangan atau memori mereka sendiri dan hal dari peristiwa masa lalunya.
Penderita amnesia mudah dikenali. Ia tidak mampu mempelajari hal-hal baru atau mengingat hal-hal sebelumnya. Tanda yang lain, penderita mengalami hambatan pada fungsi sosial dan pekerjaan. Meski demikian, pemeriksaan medis lebih akurat untuk mengetahui penderita mengalami amnesia atau gangguan otak lain.
Menurut Ketua Ikatan dokter Indonesia (IDI) Kota Bandarlampung dr. Boy Zaghlul Zaini D.K., untuk penanganannya, amnesia biasanya dapat disembuhkan dengan cara terapi atau pendekatan suportif. Yakni dengan mendekatkan hal-hal yang berkaitan, baik waktu dan tempat, yang pernah atau sedang dialami penderita.
Ditambah dengan meminum obat untuk mengaktifkan kembali sel-sel saraf pusat otak yang rusak. Seperti obat Neuro Protektor, Ceredral Aktifator, dan Neurotropik. “Penderita juga harus mengonsumsi multivitamin dan menjaganya agar tidak mengalami trauma yang kedua,” ujar dr Boy pula. *

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright 2011 @ BanGs!
Design by Wordpress Manual | Bloggerized by Free Blogger Template and Blog Teacher | Powered by Blogger